Home » , Kamis, 22 Agustus 2013

Hanya Tiga Pasangan Cabup/Cawabup Garut Berpotensi Menang

Posted by Admin HMC


Dari sepuluh pasangan Cabup/Cawabup di Kabupaten Garut, Jawa Barat, ternyata hanya tiga pasangan Cabup/Cawabup di antaranya, berpotensi menjadi pemenang.

Mereka dipastikan bakal bersaing ketat pada Pilbup/Pilwabup Garut 2013.

Ketiga pasangan Cabup/Cawabup berpotensi menang itu, terdiri pasangan Rudy Gunawan – Helmi Budiman (25 persen), Memo Hermawan – Ade Ginanjar (21 persen), serta pasangan Agus Hamdani-Abdusy Syakur (19 persen ).

Lantaran, tak terdapat satu pun pasangan Cabup/Cawabup mendapat elektabilitas di atas 30 persen, sehingga Pilbup/Pilwabup Garut 2013, juga berpotensi dua putaran.

Demikian dikemukakan Romdin Azhar, peneliti Rectoverso Institut (11-20 Agustus 2013), saat mempresentasikan produk survey kedua, partisipasi politik masyarakat Kabupaten Garut menjelang Pilkada 8 September 2013.

Didampingi mitra kerjanya, Rofiq Azhar, Romdin Azhar kepada pers di Pujasega, Kamis sore (22/08), juga mengemukakan nyaris setengah masyarakat Kabupaten Garut atawa 47 persen, berpendapat Pemkab Garut berkinerja cukup.

Menilai berkinerja buruk 30 persen, sangat buruk 13 persen, sedangkan menilai berkinerja baik hanya sembilan persen, dan sangat baik, satu persen.

Kondisi bidang pendidikan sebagian besar masyarakat Kabupaten Garut menilai cukup baik (62 persen), dan baik (28 persen).

Menilai kondisi pendidikan masih buruk (10 persen), serta sangat buruk (satu persen). Disusul kondisi bidang kesehatan, sebagian besar masyarakat kabupaten setempat menilai cukup baik (46 persen), dan baik (26 persen).

Sedangkan menilai kondisi bidang kesehatan masih buruk (24 persen), dan sangat buruk (lima persen), ungkap Romdin Azhar.
 
Kemudian bidang ekonomi, setengah masyarakat di kabupaten ini menilai masih buruk  (42 persen), sangat buruk (delapan persen), setengahnya lagi menilai kondisi ekonomi cukup baik (46 persen), dan baik hanya (empat persen).
 
Dikemukakan, kondisi lapangan pekerjaan sebagian besar masyarakatnya menilai masih buruk (64 persen), dan sangat buruk (12 persen), menilai cukup baik (23 persen), serta menilai baik hanya (dua persen).

Disusul perhatian Pemkab terhadap penduduk miskin, setengah masyarakat Kabupaten Garut menilai masih buruk (38 persen), dan sangat buruk (11 persen).
 
Setengahnya lagi menilai cukup baik (36 persen), serta baik (15 persen). Juga penyediaan rumah layak huni, setengahnya masyarakat kabupaten itu menilai masih buruk (37 persen), dan sangat buruk (11 persen), setengahnya lagi menilai cukup baik (47 persen), dan baik hanya (empat persen).

Kondisi keamanan dan ketertiban, sebagian besar masyarakat kabupaten tersebut menilai kondisinya baik (50 persen), cukup baik (32 persen), sedangkan masyarakat menilai buruk (sembilan persen), dan sangat buruk juga (sembilan persen).

Bidang pembinaan keagamaan, 95 persen masyarakat Kabupaten Garut menilai kondisinya baik (72 persen), dan cukup baik (23 persen).

Hanya sebagian kecil menilai buruk (tiga persen), dan sangat buruk (dua persen). Bidang infrastruktur jalan, masyarakat Kabupaten Garut menilai kondisinya cukup baik (41 persen), dan baik (13 persen), menilai buruk (29 persen), serta sangat buruk (17 persen).

Kondisi pedagang kaki lima, menilai buruk (40 persen), sangat buruk (12 persen), menilai cukup baik (30 persen), dan menilai baik hanya (sembilan persen).

Selanjutnya bidang pelayanan perizinan, menilai baik (45 persen), dan baik (21 persen), menilai buruk (23 persen), dan sangat buruk (12 persen). Bidang pemberantasan korupsi, sebagian besar menilai masih buruk (44 persen), dan sangat buruk (27 persen), sedangkan menilai cukup baik (23 persen), dan menilai baik hanya (tujuh persen).
 
“Karena itu, dari pelbagai bidang dinilai masyarakat Kabupaten Garut, kondisi masih dinilai buruk/sangat buruk oleh masyarakat terdapat tiga hal. Terdiri pemberantasan korupsi, lapangan pekerjaan, serta perhatian terhadap warga miskin”
 
Hasil survey, menunjukkan pula tingkat elektabilitas partai hari ini di Kabupaten Garut, untuk lima besar terdiri Partai Golkar (23 persen), PDIP (21 persen), PKB (10 persen), Partai Demokrat (sembilan persen), serta 14 persen menyatakan Golput.

Masyarakat Kabupaten Garut memilih partai dengan alasan, didukung keluarga (24 persen), kenal pengurus partai (15 persen), dan visi/misi (14 persen).

Sedangkan bebas KKN hanya (tujuh persen), partai suka memberi dana (lima persen), serta Caleg berasal dari Dapil (empat persen).

Masyarakat Kabupaten Garut, menyatakan tak ada memengaruhi memilih, atawa keputusan sendiri (41 persen), faktor memengaruhi pemilih lantaran keluarga (27 persen), tokoh masyarakat (16 persen), serta ulama/ustad (delapan persen).
 
“Ternyata, hanya 24 persen masyarakat Kabupaten Garut, mengetahui tepatnya waktu pelaksanaan Pilbup/Pilwabup Kabupaten Garut 2013″
 
Dalam memilih kandidat Bupati Garut, masyarakat Kabupaten Garut lebih memilih kandidat berpengalaman (35 persen), Visi/Misi (18 persen), dan cerdas/intelek (12 persen). Sedangkan lantaran kaya/dermawan hanya (tiga persen), serta berasal dari partai pilihan (dua persen).

Selain itu, tak ada kandidat memiliki popularitas di atas 85 persen, hanya terdapat empat kandidat memiliki tingkat popularitas di atas 50 persen, berturut-turut Rudy-Helmi (68 persen), Memo Hermawan- Ade Ginanjar (68 persen), Dedi Suryadi-Deddy Dorres (63 persen), serta Agus-Syakur (59 persen).
 
Sedangkan berdasar pengalaman survey, tak ada bupati dan wakil bupati terpilih jika popularitasnya di bawah 85 persen.

Tingkat kesukaan tertinggi diraih pasangan Rudy-Helmi (3,36 point), Agus-Syakur (3,33 point), dan Memo-Agus Ginanjar (3,20 point). Sedangkan pasangan Dedi Suryadi-Deddy Dores tingkat kesukaannya hanya 2,87 point.
Terdapat 35 persen masyarakat Kabupaten Garut menyatakan, kemungkinan akan merubah pilihan pasangan Cabup/cawabup saat pemilihan nanti.

Dari 35 persen masyarakat masih akan merubah pilihan, lantaran 10 persen jika ada kandidat lain memberi sesuatu/dana.
 
Sembilan persen jika ada isu negatif terhadap pasangan calon akan dipilih, serta 15 persen alasan lain (visi/misi, program menarik, lebih dikenal, melihat perkembangan situasi, dan lain-lain.

Juga terdapat 42 persen masyarakat Kabupaten Garut menentukan pilihan saat masa kampanye, serta 21 persen masyarakat Kabupaten Garut menentukan pilihan sesaat sebelum ke TPS.

Survey ini bermetode, populasi desa/kelurahan tingkat kabupaten/kota, pada setiap desa/kelurahan dipilih sebanyak lima RT dengan cara random.
 
Pada masing-masing RT/lingkungan dipilih secara random dua KK, di KK terpilih dipilih secara random satu orang punya hak pilih, laki-laki/perempuan. Sedangkan bagi tiga kandidat berpotensi menang, bisa mewujudkannya masing-masing masih diperlukan biaya politik berkisar Rp14 miliar.

Lantaran relatif tak berjalan maksimalnya mesin politik masing-masing Cabup/Cawabup pada lingkungan birokrasi, partai, keluarga, profesional, dan mesin politik pada ranah primordial.
 
Demikian dikemukakan pula, Romdin Azhar didampingi Rofiq Azhar. Pada presentasi tersebut, Haryono, SH antara lain mengingatkan penegakkan hukum bidang administrasi pemerintahan pun dinilai masih sangat lemah di Kabupaten Garut.

Pemuka/tokoh masyarakat juga hendaknya ikut serta mengkritisi jika terjadi penyimpangan di lingkungan pemerintahan, ungkap Haryono, menyerukan.

Pada hari sama, sepuluh Cabup/Cawabup peserta Pilbup Garut 2013 itu, mempresentasikan visi, misi dan rencana kerjanya masing-masing selama 20 menit.

Mereka terdiri, Deddy Suryadi-Deddy Dores, Yamin Supriatna-Dadan Ramdani, Sirojul Munir-Iwan Suwarsa, Memo Hermawan-Ade Ginanjar, Agus Hamdani-Abdusy Syakur, Nadiman-Holil Aksan Umarzen, Saeful Anwar-Serli Besi, Rudy Gunawan-Helmi Budiman, Dede Kusdinar-Endang Suryana, Ahmad Bajuri-An an Kusmardian, dan Nadiman-Holil Umarzen.

sumber [garutnews]

Category

Related Posts

Tidak ada komentar:

Leave a Reply

Copyright © 2012, Dokter Helmi Allrights Reserved - Magazine World Theme - Designed by Uong Jowo